Senin, 06 Mei 2013

Organisasi penyelenggara sekolah


A.       Pengertian organisasi
Organisasi adalah sistem dari kegiatan manusia yang bekerja sama. Atchison dan Winston W. Hill (1978:43), dalam bukunya “Management Today” menegaskan, “ organisasi adalah sistem yang dipolakan orang untuk melaksanakan tujuan atau untuk mencapai sasaran (organizations are sistem that are designed by people to accomplish some purpose or to achieve some goal)”. Definisi tersebut hampir sama maknanya dengan definisi  Everett M. Rogerts dan Rekha Agarwala-Rogers (1976:3) dalam bukunya “Communication in Organizations”, bahwa organisasi adalah “ sistem yang mapan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui jenjang kepangkatan dan pembagian kerja”.[1]
Drs. Soewadji Lazaruth dalam bukunya “ kepala sekolah dan tanggung jawabnya ” mengemukakan bahwa Organisasi adalah wadah serta proses kerja sama antara sejumlah manusia yang terhimpun dalam hubungan formal dan berstruktur dalam rangka mencapai tujuan bersama. 

maharah Kalam (kemampuan berbicara)


Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam langkah memenuhi kebutuhannya. Bahkan menurut Tarigan (1994/II: 15) berbicara merupakan kombinasi faktor-faktor fifik , psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik  secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.
Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mempu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Namun entu saja untuk mencapai tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan aktifitas-aktifitas latihan yang memadai yang mendukung. Aktifitas-aktifitas seperti bukan perkara mudah bagi pembelajaran bahasa, sebab harus tercipta dahulu lingkungan bahasa yang mengarahkan para pelajar ke arah sana. Subyakto-Nababan membagi aktifitas ini kedalam dua kategori, yaitu prakomunikatif dan komunikatif.

Pengembangan komponen kurikulum


PENGEMBANGAN KOMPONEN KURIKULUM
A.    Komponen-komponen Kurikulum
 Zeis memandang bahwa pengembangan kurikulum harus dimulai dengan menentukan landasan atau azas-azas pengembangannya sebagai fondasinya, selanjutnya mengembangkan komponen-komponen kurikulum. Pengembangan komponen-komponen inilah yang kemudian membentuk sistem kurikulum. Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan. Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu.
Bagan diatas ini menggambarkan bahwa system kurikulum terbentuk oleh 4 komponen yaitu, komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi. Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat hubungannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktifitas dan kegiatan siswa.