THARAIQ TADRIS AL-LUGHAH AL-ARABIYAH -2
Tentang
“ Metode Pengajaran Nahwu ”
A. Metode-metode Mengajar Nahwu (tarkib)
Dalam
pengajaran nahwu
dititikberatkan pada salah satu sarana untuk memperbaiki susunan uslub-uslub
bahasa Arab yang merupakan satuan pelajaran yang terdiri dari kaidah-kaidah
yang harus diajarkan dan diwajibkan bagi siswa untuk mengetahui dan
memahaminya.Demikian pula pelajaran nahwu
ini, ditekankan pula penghafalan kaidah-kaidah, dari sini muncul ide-ide untuk
mencari metode yang tepat dan handal untuk mengajarkan ilmu nahwu pada anak didik.
Sehubungan dengan
hal tersebut, kami akan mengetengahkan metode-metode yang berkaitan dengan pengajaran nahwu.
1.
الطريقة القياسية(Metode Deduktif = Analogi)
Metode
al-Qiyas (deduktif) adalah cara mengajarkan nahwu yang terlebih dahulu guru memaparkan kaidah-kaidah
kepada anak didiknya kemudian disusul dengan pemberian contoh-contoh dalam
bentuk pola kalimat yang diambil dari bahan bacaan. Metode ini termasuk
metode yang tertua dalam pengajaran ilmu nahwu. Meskipun metode ini sudah lama tetapi masih dipergunakan dalam
pengajaran bahasa Arab dan Departemen Pendidikan di negara Arab. Teknik penyajian metode al-qiyas (deduktif) ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a.
Pemaparan kaidah-kaidah, yaitu
guru menuliskan di papan tulis dengan terang dan jelas kemudian guru membacanya
dan diikuti oleh para siswa dan secara berulang-ulang dan akhirnya para siswa
dapat menghafalnya dan memahaminya.
b.
Pemaparan contoh-contoh, yakni
guru menjelaskan posisi kaidah-kaidah yang terdapat contoh-contoh sehingga
siswa dapat memahaminya, kemudian guru mengadakan tanya jawab dengan para
siswa, setelah jam pelajaran akan berakhir guru memberikan tugas-tugas kepada
para siswa untuk diselesaikan di rumah di luar jam pelajaran yang telah
ditentukan, baik dalam bentuk tugas mandiri maupun kelompok.
2.
الطريقة الاستنباطية (Metode
induktif)
Metode
istinbathiyah disebut juga metode induktif. Metode istinbathiyah adalah metode yang
dimulai dengan pemaparan contoh-contoh dengan memperbanyak latihan-latihan, kemudian dilanjutkan sampai
kepada generalisasi atau pemaparan
kaidah-kaidah yang umum. Metode ini sesuai digunakan kepada tingkat mutaqadimin (tinggi).
Adapun pada tingkat mutawasit ataupun pemula, mereka belajar nahwu dengan nash
sempurna, membaca dan memperbanyak latihan kemudian diikuti dengan pemahaman
kaidah nahwu. (Ali Ahmad madhur, 1991 : 338).
Metode
ini mulai dipergunakan di sekolah-sekolah negara Arab ketika delegasi Arab dari
Eropa kembali ke negara mereka pada awal abad ke XX. Metode penyajian metode Istinbath (induktif)
adalah:
a.
Teknik penyajian I: yakni dengan pemaparan
contoh-contoh sederhana kemudian kaidah-kaidah. Pemaparan ini disebut juga pemaparan
contoh-contoh yang bervariasi atau contoh yang beragam, cara pemaparan contoh
yang berlainan disebabkan karena terkadang contoh-contoh yang dipaparkan sangat
bervariasi dan tidak ada kaitannya dengan contoh yang lain.
b.
Teknik II: yaitu metode pemaparan teks (nash) kemudian contoh-contoh
disusul dengan kaidah-kaidah nahwu.