penilaian , pengukuran dan evaluasi
A. Penilaian
Penilaian
berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan berdasarkan diri atau berpegang pada ukuran
baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dan sebagainya. Jadi,
penilaian itu sifatnya adalah kualitatif. Contoh, dari 100 butir soal, 80 butir
soal dijawab dengan benar oleh Ahmad, dengan demikian dapat ditentukan bahwa Ahmad termasuk anak yang pandai.[1]
B. Pengukuran
Pengukuran
dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam bahasa arabnya
adalah mu’qayasah (مقايسة
), dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk : “mengukur” sesuatu.
Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar
tertentu. Pengukuran merupakan upaya untuk mendeskripsikan sesuatu secara
kuantitatif sesuai dengan hakiat dan sifat benda yang diukur. Misalnya, meter
untuk panjang, kilogram untuk berat, derajat untuk panas, dan sebagainya.[2]
Dari contoh tersebut dapat kita pahami bahwa pengukuran itu sifatnya
kuantitatif.
Pengukuran
yang bersifat kuantitatif dapat dibedakan menjadi tiga macam :
1. Pengukuran
yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu.[3]
Contoh, seorang penjahit yang mengukur ukuran baju pelanggannya.
2. Pengukuran
yang dilakukan untuk menguji sesuatu. Contoh, pengukuran untuk menguji daya
tahan nyala lampu pijar.
3. Pengukuran
untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu. Misalnya, mengukur
kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan
dengan menguji mereka dalam bentuk tes belajar.
baca lanjutan...
Pengukuran jenis ketiga
inilah yang biasa dikenal dalam dunia pendidikan.
C. Evaluasi
1. Pengertian
Evaluasi
Evaluasi
menurut bahasa inggris evaluation; dalam bahasa arab al-Taqdir (التّقدير):
dalam bahasa Indonesia berarti penilaian, sedangkan evaluasi menurut Edwind
Wandt dan Gerald W. Brown (1977) : Evaluation Refer to the act or process to
determining the value of something. Menurut devinisi ini, maka istilah
evaluasi itu menunjuk pada pengertian suatu tindakan atau proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu.
2. Hakikat
dan Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran
Dalam penyelenggaraan pembelajaran bahasa,
evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan
pembelajaran secara keseluruhan. Sebagai suatu pembelajaran bahasa untuk
mencapai sejumlah tujuan pembelajaran yang telah diidentifikasi dan dirumuskan
berdasarkan kebutuhan yang perlu dipenuhi. Tujuan-tujuan pembelajaran itu
diupayakan pencapaiannya melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang
dirancang secara matang dan saksama dan diselenggarakan secara sungguh-sungguh
agar dapat dicapai secara semestinya.
Upaya
untuk memastikan ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran itu dilakukan dengan
menyelenggarakan rangkaian evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah
diselenggarakan.
3. Tujuan
dan Kegunaan Evaluasi
Tujuan
pembelajaran sebagai komponen pertama berisi
identifikasi dan rumusan tujuan umum dan rinciannya dalam bentuk tujuan-tujuan
yang lebih khusus, yang hendak dicapai dan diwujudkan dalam pebelajaran.
Rumusan tujuan itulah yang digunakan sebagai acuan dalam merencakan dan menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran. Segala sesuatu yang dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran didasarkan dan dimaksudkan sebagai upaya mencapai tujuan
penyelenggaraan pembelajaran.
D. Tes
1. Pengertian
Tes
Tes
menurut bahasa berasal dari kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno:
testum dengan arti: “piring untuk menyisihkan logam mulia” (maksud dengan
menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia
yang nilainya sangat tinggi).[4] Tes adalah alat untuk mendiagnosis atau
mengukur keadaan individu.[5]
Setiap orang mempunyai ciri dan kemampuan yang berbeda dalam menjalankan
tugasnya baik dalam bekerja maupun dalam belajar, tidak ada dua individu yang
mempunyai ciri fisik dan psikis yang sama persis. Oleh karena itulah perlu
adanya alat yang berupa “tes” untuk mengetahui perbedaan-perbedaan diantara
individu.
Menurut
Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang
dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif
sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk
mengukur dan membandingkan keadaan psikis dan tingkah laku individu. Sedangkan
menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of psychological Testing,
tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku
dua orang atau lebih. Sedangkan menurut F.L. Goodenough, tes adalah suatu tugas
atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau kelompok individu,
dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.[6]
Dari
devinisi devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah serangkaian
kegiatan pemberian tugas baik berupa tes tulis maupun tes lisan yang diberikan
oleh tester (yang memberi tes) kepada testee (peserta tes) untuk mengukur dan
menilai kemapuan yang dimiliki para peserta tes berdasarkan nilai dan prestasi
yang dihasilkan ketika tes.
2. Fungsi
Tes
Secara
umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
a. Sebagai
alat pengukur terhadap peserta didik.
b. Sebagi
alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
3. Penggolongan
Tes
a. Penggolongan
tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur kemajuan belajar peserta didik dapat
bibedakan menjadi enam golongan, yaitu:
1) Tes
seleksi (al-Imtihan al-Intikhaby)
2) Tes
awal (al-Imtihan al-Mabda’iy)
3) Tes
akhir (al-Imtihan al-Niha’iy)
4) Tes
diagnostik (al-Imtihan al-Fashiy)
5) Tes
formatif (al-Imtihan al-Yaumiy)
6) Tes
Sumatif (al-Imtihan al-Ansf al-Sanawiy)
b. Penggolongan
tes berdasarkan aspek psikis yang ingin di ungkap dibedakan menjadi lima
golongan yaitu:
1) Tes
intelegensi, yaitu tes untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
2) Tes
kemampuan, yaitu tes untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki testee.
3) Tes
sikap, yaitu tes untuk memngungkap kecenderungan seseorang untuk melakukan
respon tertentu terhadap dunia sekitarnya.
4) Tes
kepribadian, yaitu tes untuk menggungkap ciri-ciri khas dari seseorang.
5) Tes
hasil belajar, yaittu tes untuk melihat pencapaian atau prestasi belajar.
TRAUMA DENGAN AGENT POKER YANG NGAKU NYA TERPECAYA ?ATAU TAKUT BANGKRUT AKIBAT BANYAK MODAL YANG DI KELUAR KAN ?
BalasHapusHANYA S1288POKER SOLUSI NYA UNTUK MASALAH ANDA YUK SEGERA GABUNG DI S1288POKER AGENT POKER TERPECAYA DI INDONESIA NGAK YAKIN?
BISA BUKTIKAN SENDIRI KOK S1288POKER NGAK AKAN MEMBUAT ANDA MENYESAL UNTUK BERMAIN DI S1288POKER. (PIN BBM: 7AC8D76B)