Senin, 07 Mei 2012

penilaian , pengukuran dan evaluasi


penilaian , pengukuran dan evaluasi
A.       Penilaian
Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan berdasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dan sebagainya. Jadi, penilaian itu sifatnya adalah kualitatif. Contoh, dari 100 butir soal, 80 butir soal dijawab dengan benar oleh Ahmad, dengan demikian dapat ditentukan  bahwa Ahmad termasuk anak yang pandai.[1]

B.       Pengukuran
Pengukuran dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam bahasa arabnya adalah mu’qayasah (مقايسة ), dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk : “mengukur” sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar tertentu. Pengukuran merupakan upaya untuk mendeskripsikan sesuatu secara kuantitatif sesuai dengan hakiat dan sifat benda yang diukur. Misalnya, meter untuk panjang, kilogram untuk berat, derajat untuk panas, dan sebagainya.[2] Dari contoh tersebut dapat kita pahami bahwa pengukuran itu sifatnya kuantitatif.
Pengukuran yang bersifat kuantitatif dapat dibedakan menjadi tiga macam :
1.    Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu.[3] Contoh, seorang penjahit yang mengukur ukuran baju pelanggannya.
2.    Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu. Contoh, pengukuran untuk menguji daya tahan nyala lampu pijar.
3.    Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu. Misalnya, mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes belajar.
baca lanjutan...
Pengukuran jenis ketiga inilah yang biasa dikenal dalam dunia pendidikan.
C.       Evaluasi
1.      Pengertian Evaluasi
Evaluasi menurut bahasa inggris evaluation; dalam bahasa arab al-Taqdir (التّقدير): dalam bahasa Indonesia berarti penilaian, sedangkan evaluasi menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) : Evaluation Refer to the act or process to determining the value of something. Menurut devinisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk pada pengertian suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
2.      Hakikat dan Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran
   Dalam penyelenggaraan pembelajaran bahasa, evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan pembelajaran secara keseluruhan. Sebagai suatu pembelajaran bahasa untuk mencapai sejumlah tujuan pembelajaran yang telah diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan kebutuhan yang perlu dipenuhi. Tujuan-tujuan pembelajaran itu diupayakan pencapaiannya melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang dirancang secara matang dan saksama dan diselenggarakan secara sungguh-sungguh agar dapat dicapai secara semestinya.
Upaya untuk memastikan ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran itu dilakukan dengan menyelenggarakan rangkaian evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah diselenggarakan.
3.      Tujuan dan Kegunaan Evaluasi
Tujuan pembelajaran sebagai komponen pertama  berisi identifikasi dan rumusan tujuan umum dan rinciannya dalam bentuk tujuan-tujuan yang lebih khusus, yang hendak dicapai dan diwujudkan dalam pebelajaran. Rumusan tujuan itulah yang digunakan sebagai acuan dalam merencakan dan menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Segala sesuatu yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran didasarkan dan dimaksudkan sebagai upaya mencapai tujuan penyelenggaraan pembelajaran.

D.      Tes
1.      Pengertian Tes
Tes menurut bahasa berasal dari kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno: testum dengan arti: “piring untuk menyisihkan logam mulia” (maksud dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi).[4]  Tes adalah alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu.[5] Setiap orang mempunyai ciri dan kemampuan yang berbeda dalam menjalankan tugasnya baik dalam bekerja maupun dalam belajar, tidak ada dua individu yang mempunyai ciri fisik dan psikis yang sama persis. Oleh karena itulah perlu adanya alat yang berupa “tes” untuk mengetahui perbedaan-perbedaan diantara individu.
Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis dan tingkah laku individu. Sedangkan menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of psychological Testing, tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Sedangkan menurut F.L. Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau kelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.[6]
Dari devinisi devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah serangkaian kegiatan pemberian tugas baik berupa tes tulis maupun tes lisan yang diberikan oleh tester (yang memberi tes) kepada testee (peserta tes) untuk mengukur dan menilai kemapuan yang dimiliki para peserta tes berdasarkan nilai dan prestasi yang dihasilkan ketika tes.

2.      Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
a.       Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik.
b.      Sebagi alat pengukur keberhasilan program pengajaran.

3.      Penggolongan Tes
a.       Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur kemajuan belajar peserta didik dapat bibedakan menjadi enam golongan, yaitu:
1)      Tes seleksi (al-Imtihan al-Intikhaby)
2)      Tes awal (al-Imtihan al-Mabda’iy)
3)      Tes akhir (al-Imtihan al-Niha’iy)
4)      Tes diagnostik (al-Imtihan al-Fashiy)
5)      Tes formatif (al-Imtihan al-Yaumiy)
6)      Tes Sumatif (al-Imtihan al-Ansf al-Sanawiy)
b.      Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin di ungkap dibedakan menjadi lima golongan yaitu:
1)      Tes intelegensi, yaitu tes untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
2)      Tes kemampuan, yaitu tes untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki testee.
3)      Tes sikap, yaitu tes untuk memngungkap kecenderungan seseorang untuk melakukan respon tertentu terhadap dunia sekitarnya.
4)      Tes kepribadian, yaitu tes untuk menggungkap ciri-ciri khas dari seseorang.
5)      Tes hasil belajar, yaittu tes untuk melihat pencapaian atau prestasi belajar.


[1] Anas Sudijono, 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hal. 4-5.
[2] M. Soenardi Djiwandono, 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi pengajar Bahasa, (Jakarta: PT. Indeks), hal. 15.
[3] Ibid, hal. 4.
[4] Anas Sudijono, 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hal. 66.
[5] Ibid, hal. 65.
[6] Ibid, hal. 66  

1 komentar:

  1. TRAUMA DENGAN AGENT POKER YANG NGAKU NYA TERPECAYA ?ATAU TAKUT BANGKRUT AKIBAT BANYAK MODAL YANG DI KELUAR KAN ?
    HANYA S1288POKER SOLUSI NYA UNTUK MASALAH ANDA YUK SEGERA GABUNG DI S1288POKER AGENT POKER TERPECAYA DI INDONESIA NGAK YAKIN?
    BISA BUKTIKAN SENDIRI KOK S1288POKER NGAK AKAN MEMBUAT ANDA MENYESAL UNTUK BERMAIN DI S1288POKER. (PIN BBM: 7AC8D76B)

    BalasHapus